LOMBA AGUSTUS KLIEN ANGKATAN II 2016

LOMBA AGUSTUS KLIEN ANGKATAN II 2016

Selasa, 12 Agustus 2014

ASAL USUL TRADISI HALAL BIHALAL


Di Mekkah dan Madinah, tradisi halal bihalal tidak dikenal. Karena itu, bisa dikatakan halal
bihalal made in Indonesia atau ciptaan umat Islam Indonesia atau dalam bahasa Prof. Dr. Quraish
Shihab adalah hasil pribumisasi ajaran Islam di tengah masyarakat Asia Tenggara.
Konon, tradisi halal bihalal pertama kali dirintis oleh Mangkunegara I, lahir 08 April 1725,
yang terkenal dengan sebutan Pangeran Sambernyawa. Saat itu, untuk menghemat waktu, tenaga,
pikiran dan biaya, setelah shalat Idul Fitri, Pangeran Sambernyawa mengadakan pertemuan antara
raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana. Dalam budaya Jawa,
seseorang yang sungkem kepada orang yang lebih tua adalah suatu perbuatan yang terpuji. Tujuan
sungkem adalah sebagai lambang penghormatan dan permohonan maaf.
Sumber lainnya adalah tradisi halal bihalal lahir bermula pada masa revolusi kemerdekaan,
di mana Belanda datang lagi. Saat itu, kondisi Indonesia sangat terancam dan membuat sejumlah
tokoh menghubungi Soekarno pada bulan Puasa 1946, agar bersedia di hari raya Idul Fitri yang
jatuh pada bulan Agustus menggelar pertemuan dengan mengundang seluruh komponen revolusi.
Tujuannya adalah agar lebaran menjadi ajang saling memaafkan dan menerima keragaman dalam
bingkai persatuan dan kesatuan bangsa.